cover
Contact Name
Sri Haryanto
Contact Email
manarulquran@unsiq.ac.id
Phone
+62286-321873
Journal Mail Official
manarulquran@unsiq.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Kalibeber Km. 03 Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah
Location
Kab. wonosobo,
Jawa tengah
INDONESIA
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam
ISSN : 14127075     EISSN : 26154811     DOI : https://doi.org/10.32699/mq
Core Subject : Religion,
Manarul Quran adalah terbitan berkala ilmiah dengan nomor ISSN 1412-7075 (print), 2615-4811 (online) yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, jurnal ini terbit sejak tahun 2001. Manarul Quran merupakan wahana desiminasi hasil riset dan kajian studi islam dengan fokus pada kajian dan hasil riset tentang Islamic Culture, Islamic Studies, Gender Studies. Al-Quran Studies, Islam and Science Integration, dan Al-Quran and Science Integration.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an" : 11 Documents clear
IPTEK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Asep Sunarko
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan Sains dan Teknologi kian hari terasa semakin pesat. Bahkan telah diakui dapat membawa suatu perubahan besar dalam peradaban manusia. Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya masih diluar angan-angan manusia kini sudah menjadi keperluan harian mereka. Namun demikian, umat islam masih sangat sedikit kontribusinya dalam pengembangan sains dan teknologi. Mereka kebanyakan masih nyaman sebagai pengguna teknologi tanpa ada keinginan kuat untuk mendalaminya. Al-qur‟an sebagai pedoman hidup umat islam, banyak dari ayat-ayatnya membahas tentang Sains dan teknologi. Maka tidaklah heran jika pada masa awal islam (abad ke 8) dimana umat islam masih sering menelaah Al-Qur‟an Secara kaffah (menyeluruh) banyak melahirkan Ilmuwan Muslim menjadi pioner dalam berbagai macam penemuan dan pemimpin di bidang sains, antara lain bidang kedokteran, Ilmu Bumi, Matematika, Kimia, Astronomi, Etika dan Sastra. Maka dalam tulisan ini diulas tentang Al-qur‟an berbicara mendalam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, keutamaan ilmuwan dan tanggungjawab ilmuwan.
WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG EKOLOGI Rifqi Muntaqo
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Interaksi manusia dengan lingkungannya secara sederhana disebut Ekologi. Dalam konsep ekologi lingkungan dibedakan atas biotik dan abiotik, sedangkan pada konsep ekologi manusia terdiri dari lingkungan alam, sosial dan budaya. Al-Qur’an menjelaskan lebih dari 750 ayat yang merujuk kepada fenomena alam. Prinsip-prinsip etika terhadap lingkungan hidup perlu diaplikasikan dengan baik dan benar untuk menanggulangi perusakan ekologi sekaligus lingkungan hidup manusia itu sendiri, seperti adanya sikap hormat terhadap alam, tanggung jawab terhadap alam, solidaritas kosmis, kasih sayang dan kepedulian terhadap alam, “no harm” (tidak merugikan alam secara tidak perlu), hidup sederhana dan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi dan integritas moral. Islam mengajarkan manusia untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup untuk mendukung keseimbangan ekosistem. Al-Qur’an telah menempatkan beberapa ayat yang mengandung nilai-nilai moral (etika) yang dapat menuntun manusia untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. Konsep asal islam tentang lingkungan merupakan upaya untuk merevitalisasi misi asal ekologi, yakni untuk memelihara keterhubungan timbal balik antara komponen ekosistem
HUMANISME DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN BARAT Fatkhurrohman Fatkhurrohman
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Humanisme merupakan istilah yang sangat populer di era modern ini, baik dalam konteks kajiannya secara akademis maupun kemunculannya sebagai isu global bagi pihak-pihak yang anti humanisme atau dituduh tidak humanis. Istilah ini juga sering ditafsirkan secara berbeda sesuai persepsi atau kepentingan pihak penafsir, sehingga tidak jarang menimbulkan pertentangan dan kegaduhan, lebih-lebih jika terjadi di antara kedua pihak yang memiliki basis ideologi yang berbeda atau berlawanan seperti antara Islam dan Barat. Tulisan ini bermaksud mendeskrispikan konsep humanisme dalam pandangan Islam dan Barat, mencari perbedaan antara kedua konsep tersebut, dan berusaha menemukan titik temu antara keduanya. Kajian humanisme dalam perspektif Islam dilihat dari konsep dasar tentang manusia, obsesi yang dicari manusia, tipologi humanisme Islam, dan masalah HAM. Sementara kajian humanisme dalam perspektif Barat dilihat dari tinjauan historis, pandangan filosofis, dan masalah HAM. Dari hasil kajian komparatif tersebut diperoleh kesimpulan bahwa humanisme Islam bersifat integral, yakni memandang kedudukan manusia secara horizontal dan vertikal, memandang manusia sebagai khalifatullah sekaligus abdullah, serta berdimensi individual, sosial dan transendental. Sedangkan humanisme Barat memiliki sifat sekuler, yakni memisahkan humanisme dari unsur ketuhanan, menyeterilkannya dari campur tangan otoritas keagamaan, serta hanya memiliki dimensi individual dan sosial tanpa dimensi transendental. Tetapi baik Islam maupun Barat sama-sama memandang bahwa manusia adalah makhluk mulia yang harus diletakkan dalam kedudukan yang bermartabat, dihormati keberadaannya dan ditunaikan hak-hak asasinya.
PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG SEBAGAI MODEL ALIRAN PENDIDIKAN ISLAM MODERN DI INDONESIA Noor Aziz
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Islam dalam menghadapi peradaban modern, yang perlu diselesaikan adalah persoalan persoalan umum internal pendidikan Islam yaitu 1). Persoalan dikotomik, 2). Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan Islam, 3) Persoalan kurikulum atau materi. Ketiga persoalan ini saling interdependensi antara satu dengan lainnya. Desain pendidikan harus diarahkan pada dua dimensi, yakni : a) Dimensi dialektika (horisontal), pendidikan hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan manusia dalam hubungannya dengan alam atau lingkungan sosialnya. Manusia harus mampu mengatasi tantangan dan kendala dunia sekitarnya melalui pengembangan IPTEK, dan b). Dimensi ketundukan vertikal, pendidikan selain menjadi alat untuk memantapkan, memelihara sumber daya alami, juga menjembatani dalam memahamai fenomena dan misteri kehidupan yang abadi dengan maha pencipta. Pesantren Daarut Tauhiid adalah salah satu pesantren yang lahir pada tahun 1990-an memiliki ciri dan karakter yang berbeda dengan pesantren yang sudah ada. Dengan mengusung visi memadukan dzikir, pikir dan ikhtiar dengan sentuhan baru, telah memantik perhatian masyarakat muslim untuk berduyun-duyun mendatangi pesantren tersebut dan mengikuti kegiatan-kegiatannya yang tidak saja dapat diikuti secara langsung di lokasi pesantren, juga dapat diikuti secara virtual, baik melalui program siaran radio maupun program-program lain yang dikemas dengan teknologi modern.
HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM UPAYA MENCAPAI MAKRIFATULLOH (TINJAUAN DARI AYAT-AYAT AL-QUR`AN) Ali Mu`tafi
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islam sebagai sebuah agama mengandung beberapa aspek, yang salah satu aspeknya adalah pendidikan. Betapa pentingnya pendidikan bagi Islam, tergambar dengan sangat jelas di dalam Alqur’an. Kata pendidikan di dalam Al-qur’an disebut berkali-kali dengan istilah yang berbeda, tetapi digunakan dalam konteks yang sama yaitu dalam proses pendidikan, pembelajaran atau pengajaran. al-Qur’an merupakan firman Allah yang selanjutnya dijadikan pedoman hidup (way of life) kaum muslim yang tidak ada lagi keraguan didalamnya. Didalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang selanjutnya dapat dikembangkan sesuai dengan nalar masing-masing bangsa dan kapanpun masanya dan hadir secara fungsional memecahkan problem kemanusiaan. Dalam al-Qur’an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan pendidikan sangat penting, jika al-Qur’an dikaji lebih mendalam, maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar pendidikan, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan Islam yang sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia sebagai “Abid” dan “Khalifatulloh”. Sehingga dalam menjalankan misi kehidupannnya, manusia tidak salah arah, apalagi dalam lembaga pendidikan Islam harus benar-benar sesuai dengan tujuan pendidikannya, adalah mencapai kecerdasan makrifatulloh, yaitu selalu mengemban nilai spritual, moral, intelektual, nilai profesional yang Islami. Atau dalam tataran praktis adalah menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia
NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT LUQMAN AYAT KE 12 SAMPAI KE-19 DALAM KITAB TAFSIR AL MISBAH Ghufron Effendi Mustofa
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al Quran merupakan sebuah petunjuk yang berasal dari Allah yang wajib diapahami, dihayati dan diamalkna oleh manusia yang beriman kepada Allah Swt. Di dalam al Qur‟an terdapat berbagai pelajarn bagi umat manusia. Di antara ayat-ayat yang terdapat di al Qur‟an yang mengandung nilai-nilai pendidikan termuatu pada surat al Lukman ayat ke-12 sampai ayat ke-19. Dalam penulisan ini memaparkan nilai pendidikan yang termuat dalam surat al Lukman ayat ke-12 sampai ayat ke-19 di dalam kitab tafsir al Misbah karya M Quraish Shihab. Penulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan nilai pendidikan yang terdapat dalam surat al Lukman sebagai sebuah upaya untuk menanamkan nilai-nilai kepada ananknya. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa dalam surat al Lukkman ayat ke-12 sampai ayat ke-19 dalam tafsir al Misbah karya M Quraish Shihab mengandung berbagai nilai pendidikan diantaranya; 1). Adanya perintah untuk bersikap syukur kepada Allah Swt dalam menerima nikmat yang diberikan oleh Allah Swt, 2). Menyembah Allah Swt dan tidak melakukakn perbuatan syirik, 3). Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua, 4). Setiap perbuatan baik maupun perbuatan buruk yang dilakukan oleh setiap manusia pasti akan mendapatkan balasan dari Allah Swt, 5). Agar selalau mengerjakan shalat dan senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhkan dari perbuatan yang mengakibatkakn kemungkaran, 6). Bersikap dan berperilaku tidak sombong dalam kehidupan serta bersikap sopan baik dalam bertingkah laku dan bertutur kata. Selain itu dalam penulisan ini juga menemukan beberapa metode yang digunakan oleh Lukman ketika mendidik ananknya yaitu; 1). Lukman mendidik anaknya dengan metode keteladanan atau uswah hasanah, 2). Mendidik anak dengan memberikan nasehat-nasehat yang baik, 3). Mendidik anak dengan metode cerita ataupun kisah.
NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM AL-QUR’AN Faisal Kamal
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pendidikan islam adalah peningkatan akhlak mulia. Indikator dalam peningkatan akhlak adalah berkurangnya perilaku buruk, salah satunya adalah perilaku korup. Penanaman nilai antikorupsi dalam pendidikan islam yang berorientasi kontekstual dengan mengembangkan kompetensi pendidikan yang bersifat moralitas pribadi dan moralitas publik adalah tujuan utamanya. Korupsi pada hakikatnya berawal dari kebiasaan-kebiasaan korup yang dilakukan secara kontinu yang kemudian tanpa disadari menjadi hal lumrah. Upaya pemberantasan tentunya diimbangi dengan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan itu dengan internalisasi nilai antikorupsi dalam Al-Qur’an sebagai bagian dari kurikulum pendidikan islam adalah strategi terbaik dalam memerangi korupsi. Pendidikan antikorupsi secara jelas diarahkan untuk memupuk kesadaran peserta didik dalam menentang bentuk kemungkaran sosial, kejahatan kemanusiaan yang komunal dan melibatkan publik. Secara eksplisit lebih diarahkan kepada peningkatan iman dan takwa dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya serta penyemaian nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan aplikatif
TAHRIF AL-QUR’AN ANTARA SUNNI DAN SYIAH Mukromin Mukromin
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan al-Qur‟an di tengah-tengah umat Islam, karena berfungsi sebagai hudan (petunjuk), furqan (pembeda), sehingga menjadi tolak ukur dan pembeda antara kebenaran dan kebatilan, ditambah keinginan untuk memahami petunjuk yang terdapat didalamnya telah melahirkan beberapa metode untuk memahami al-Qur‟an. Luasnya keanekaragaman karya-karya tafsir tidak dapat dipungkiri karena telah menjadi fakta bahwa para penafsir pada umumnya mempunyai cara berfikir yang berbeda-beda, sesuai dengan latar belakang pengetahuan dan orientasi mereka dalam menafsirkan al-Qur‟an. Sejarah membuktikan perbedaan-perbedaan yang terjadi tidak hanya dalam masalah-masalah penafsiran tapi juga pada sisi-sisi lain dari ilmu-ilmu keislaman.Maka dalam hal ini akan mencoba mencari jawaban mengenai tahrif al-Qur‟an dalam pandangan kaum sunni dan syi‟ah. Dimana ulama-ulama syi`ah menilai al-Qur‟an dengan penilaian yang berbeda dari ulama sunni pada umumnya, diantara perbedaan itu karena ulama syi‟ah beranggapan bahwa sebagian ayat-ayat al-Qur‟an telah mengalami perubahan dan penyimpangan dikarenakan sebagian ayat-ayatnya ada yang asli namun ada juga yang palsu. Inilah sedikit gambaran yang menjadikan penulis memiliki ketertarikan untuk membuat penelitian perbandingan antara sunni dan syi‟ah mengenai tahrif al-Qur‟an.
KOMPETENSI PROFESIONALISASI GURU Nasokah Nasokah
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru adalah termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Karena guru adalah individu yang memiliki tanggung jawab moral terhadap kesuksesan anak didik yang berada dibawah pengawasannya, maka keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, kompetensi profesional diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif yang berkenaan dengan keberhasilan prestasi belajar siswa. Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 tahun 2005) pasal 1 bahwa guru adalah pendidik profesional. Seorang guru dikatakan profesional jika mampu memenuhi empat kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial. Kompetensi profesional dan pedagogik merupakan cerminan kemampuan dasar mengajar seorang guru yang ditunjukkan dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru di masa mendatang akan semakin komplek. Di masa depan, guru bukan satusatunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional
MUKJIZAT AL-QUR’AN TENTANG ARKEOLOGI (KAJIAN AYAT-AYAT ARKEOLOGI DALAM PERSPEKTIF SAINS MODERN) Samsul Munir
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 15 No 1 (2015): Manarul Qur'an
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai kitab suci Al-Qur‟an memiliki berbagai kemukjizatan yang bersesuaian dengan ilmu pengetahuan dan sains modern. Salah satu kemukjizatan Al-Qur‟an adalah mengenai arkeologi. Penemuan-penemuan arkeologi menunjukkan bahwa penemuan tersebut bersesuaian dengan informasi dari Al-Qur‟an. Arkeologi memberikan bahan tentang kurun waktu yang tidak mewariskan bahan tertulis atau yang kurang mewariskan bahan tertulis. Kurun pra sejarah adalah kurun yang tidak meninggalkan bahan tertulis, sedangkan kurun sejarah adalah kurun yang meninggalkan bahan tertulis. Dan dalam konteks yang pertama ini, Arkeologi bersifat melengkapi. Bagi sejarah kebudayaan dan sejarah peradaban, Arkeologi sangat penting keberadaannya. Sebab Arkeologi dapat mengungkapkan peradaban materil masa lampau, seperti pembentukan kota, struktur perumahan, perabot rumah tangga, pakaian, hiasan, alat kerja, senjata bahkan juga pengetahuan tentang agama. Penemuan-penemuan sains modern yang berkenaan dengan arkeologi terbukti di banyak tempat. Al-Qur'an dalam hal ini mengisyaratkan informasi tentang kesejarahan suatu bangsa pada masa lampau, dan itu ditemukan di kemudian hari. Misalnya penemuan arkeologi mengenai goa ashabul kahfi di daerah Yordania, penemuan arkeologi mengenai sa'du marib (bendungan ma'rib) di daerah Yaman dimana bendungan itu disebutkan sebagai hasil teknologi yang dilakukan oleh masyarakat pada Kerajaan Saba'. Di samping itu juga penemuan arkeologi mengenai kaum 'Ad, kaum Tsamud, dan Negeri Sodom. Tulisan ini mengungkapkan bagaimana Ayat-ayat Al-Qur‟an tentang areologi memiliki nilai akurasi yang bersesuaian dengan penemuan-penemuan arkeologi modern.

Page 1 of 2 | Total Record : 11